Senin, 27 Juni 2011

Reasons Why I Love: PUNK




Okay, maybe it's just my boredom who drives me to write unworthy shits like this.

But as you know, I've been mentioning word "Punk" so many f*cking times on this atrocious blog. And reason why I've been mentioning the shit so much is because (and indeed) I love it. But I know that you guys will keep questioning, "What is punk? Is that a food? Why on earth you like punk?".

Well, I'll give you some shit-talkings about Punk first. Maybe it's not a good explanation or those long effing history about the shit, but I hope it'll help you figure out what it is.

All right, Punk is a genre of music which is also well-known as a way-of-life from long time ago. Have you ever heard about DIY (Do It Yourself), Mohawk, body modification, freegans, anti-consumerism and stuffs like that? Yes you can relate that to Punk. Have you ever listened to The Ramones? Sex Pistols? Blink182? Anti-Flag? Descendents? Greenday? New Found Glory?... Or maybe, All Time Low? If you've ever listened to'em, you can say that you already know what punk is and what punk sounds like.

But for me, Punk is more than just a genre of music or a way of people living their crappy life. Punk is a choice. Well, I know you don't get it. But I will give you reasons why I love Punk....

The Reasons:

1. Punk is not normal.
Why normal? Normal is boring. Why do you choose living in a house full of old people instead of living alone on your own and do whatever you want even if you have to live beside a rail station? (Well that's a long question). I choose to live beside a rail station as long as there's no more old people who tell me what to do and what to be.


2. Punk is "Straight to the Point" and never be such a hypocrite.
I'm tired and fed up to face people who always starts a talk with cheesy starters and pathetic openers. Why don't you just say what you want and that's it? Keep it simple. And if you hate something, be dare to speak it. If you wanna complain, just complain it. Don't be such a two-faced assh*le telling people that you like something that you don't like. It sucks, you know? In the end you will just end up biting your nails and keeping things stranded far away inside your head without being able to be spoken out forever.


3. Punk is Critical in an Apathyst Way
Find it hard to get what I mean? Well, Punk is critical, it critics a lot of things that doesn't seem like tracking on the right order or maybe doesn't seem equitable for a lot of people. But they're so apathyst to the refuses and disagreement that have been put on them. They don't care about people that underestimate them. As long as they know that what they're criticizing is not appropriate for the society, they will end up with their ears stuffed and keep criticizing.

4. Punk is not mellow
Fuck romance. Sick of living life full of drama? Be a punk! You can quit from dramas in your life and face them with the simpliest way ever and ever. Maybe you will find some love stories in NFG and co's songs, but take a look at the lyrics one more time, it's never been such a melodramatic bubbly lyrics. It always has humour and jokes in every lines. So, if you sick of nauseous sweet sappy romantic things, just fuck off and be a punk baybeh!


5. Punk is Independent
The first thing that should be appear on your mind when you hear the word "Punk" is freedom. If you're a real punk, never be afraid or hesitate to do something that you want and you think is the best for you. This is our life, right? Stop being a follower and depends on anyone else's rules and decisions. We were born to be free and independent, we will live as well.


6. Punk is Humanist and Rights-respecting
You're lying if you never heard any of punk's ideology such as "Anti-racism" , "Anti-Establishment", "Gender Equalist", "Anti-Consumerism" and all. Punk is the most "caring" society I have ever know. When everybody seems like doesn't give any sh*t about things surround them, Punk-heads will be the first community noticed if there's something wrong in people's surroundings. And human rights is the most sensitive issue that punk-heads will scrutinise everyday. They believe in human liberty and difference is not a "thing" in punk-heads' dictionary.


7. Punk ain't afraid to take the pain
Punk is a symbol of pain. Punk teach us that life is hard and we have to face it with a big courage and be bold to take any risks from choices we choose. Punk teach me to be a pessimistic in an optimistic way. It means that, life is not easy, we need to keep our head down low to look what's above and then we reach it. I'm sure you understand what I mean.




Yeah. In the end of all of this, for me, punk is not only music that I like or things that interests me the most. Punk is my soul, my choice and my mind. Maybe you won't find me slouching with those neon-coloured-mohawk-haired kids on the streets or rail station, or put those freaky piercing and tattoos over my skin, but I know that I love punk and yes, I am a punk. And I think every each of you can be a punk. It's easy, all you need is to be brave and different. Do things that never been done, speak what hasn't been spoken, and the last but not least, know what you want and do it your way.

Yeah I think it's a wrap. And I hope you all already got it why I'm mentioning the word "punk" a lot in every posts.

Hope you enjoy the readings...
Keep on page buddies :)



Rabu, 15 Juni 2011

Less Distortion: Taylor Swift


WHOOTT?

Nin? Gak salah? Lo mau nge-post tentang Taylor Swift?
Serius nih? Tumben amat!

Hehehehhehehe.....

Huam. Di postingan kali ini gue bakal banting setir. Dari yang biasanya gue ngebahas hal-hal yang gak jauh dari musik punk dan musik-musik ber-ditorsi lainnya, kali ini gue akan ngebahas suatu hal yang sama sekali jauh dari hal-hal berbau punk atau pun musik ber-distorsi.

Yap. Kali ini gue akan mengajak kalian untuk mengenal lebih dalam sorang cewek yang menurut gue keren banget. Cewek ini telah menginspirasi gue melalui karya-karyanya yang gak bisa dibilang sampah. Jujur, awalnya gue agak gengsi kalo ngakuin gue suka sama karya-karyanya Taylor Swift, tapi kali ini gue bakal blak-blakkan.


GUE NGE-FANS SAMA TAYLOR SWIFT! YA! GUE ANAK PUNK JALANAN CINTA TUHAN INI NGE-FANS SAMA TAYLOR SWIFT! PUAS?!!

Siapasih si Taylor Swift itu? kayaknya gue heboh banget....

Ini dia si Mba Taylor Swip...



Kenal kan?

Sebagian besar dari kalian pasti tau bahkan pernah mendengar karya-karya cewek berumur 21 tahun ini.

Sebagai cewek yang umurnya masih bisa dibilang muda, Taylor udah menelurkan banyak karya-karya yang bisa dibilang "amajing" dan diakui sama dunia permusikan. Dan semua yang udah dia raih sekarang itu gak gampang. Nih gue ceritain...

Taylor sudah memimpikan jadi seorang penyanyi sejak dia kecil banget. Dia mulai merintis karir nyanyinya sejak umur 10 tahun. Ia belajar memainkan gitar pada umur 12 tahun dan bahkan langsung bisa menciptakan sebuah lagu.


Taylor memaksa orang tuanya untuk pindah ke Nashville, yaitu sebuah kota dimana para penyanyi-penyanyi counrty papan atas kebanyakan berasal. Di Nashville, dia mencoba mengirim rekaman-rekaman suaranya saat ia menyanyikan lagu-lagu ciptaannya. Tapi berhubung umurnya yang masih terlalu muda dan pengalamannya yang masih sangat amat kurang, tidak ada satu label rekaman pun yang mau mengontraknya.

Sebagai anak yang heboh dengan dunianya sendiri, Taylor bisa dikatakan seorang anak yang freak disekolahnya. Ia pernah menjadi korban bully dan ejekan teman-temannya karena dia bener-bener beda dari anak biasanya. Tapi Taylor gak pernah putus dan bertekad bulat untuk nunjukin orang-orang yang ngehina dia bahwa dia punya sesuatu yang bisa bikin mereka "kicep". Begitu juga buat para om-om dari label rekaman yang berpuluh-puluh kali menolak dia.

Sampai pada akhirnya suatu saat waktu dia berumur 13 tahun, seorang om-om bernama Scott Borchetta mendengar rekaman suara Taylor. Si om-om ini langsung terkesima bisa nemuin seorang anak perempuan kurus cungkring keriting (maap Mba Taylor) yang baru berumur 13 tahun udah bisa menciptakan lagu sendiri dan memiliki tekad yang sekian besar. Akhirnya si om-om ini, yang kebetulan lagi merintis sebuah label rekaman baru, mencoba mengembangkan Taylor.

Pada awalnya, saat si Om Scott ini mempromosikan rekaman-rekaman amatir Taylor kepada teman-temannya, tidak ada yang mau menggubris pendapat si Om baek hati ini. Bahkan dalam berbulan-bulan teman-teman satu profesi si Om Scott ini tidak menjawab telepon ataupun sms dari si Om. Akhirnya karena kehabisan kesabaran dan merasa tidak mungkin ada yang mau bekerjasama dengannya, akhirnya si Om Scott seorang diri mencoba menerbitkan Taylor yang masih sangat belia dibawah label rekaman seumur jagungnya yaitu "Big Machine Records".


Akhirnya setelah proses yang panjang dan penuh pertentangan, Taylor yang masih belia tersebut diberi kesempatan oleh si Om Scott untuk menerbitkan single pertamanya yang berjudul "Tim McGraw" pada tahun 2006. Dan single unyu tersebut meraih apersiasi baik dari khayalak umum. Banyak yang berpikiran bahwa seorang penyanyi solo perempuan yang masih sangat muda tidak mungkin menciptakan lagunya sendiri untuk singel pertama. Tapi 100% Taylor menciptakan lagu itu sendiri.

Album pertamanya yang berjudulkan namanya (re: Taylor Swift) menuai respon bagus dari banyak orang. Hal-hal yang membuat orang-orang menyukai karya-karya Taylor adalah caranya menuangkan isi pikirannya ke dalam lagu yang benar-benar menyentuh dan mewakili perasaan orang banyak.

Taun 2008 Taylor mngeluarkan album keduanya yang berjudul Fearless. Dan album ini adalah album yang bakal gue catet dalam urutan 1000 album yang harus lo dengerin sampe abis sebelom lo mati. Serius.


Gue mau cerita dikit, pertamakali gue dengerin album Fearless ini adalah waktu adek gue iseng-iseng beli CD-nya. Terus disetel di mobil. Awalnya gue gak peduli sama Taylor Swift. Tapi pada suatu hari gue lagi galau, bener-bener galau, dan gak ada satu lagu punk pun yang mewakili perasaan galau gue, akhirnya gue nyetel CD Fearless. Dan, tadaaaa, gue langsung jatuh cinta.

Lirik-lirik lagu yang ditulis langsung sama Taylor tersebut bener-bener terasa real tanpa memakai satu kiasan pun. Semua perasaan yang tertera di gambarkan secara lugas sampe-sampe kita bisa ngebayangin situasi yang terjadi. Dan kebanyakan dari kisah-kisah dalam lirik itu ngena banget.

Bahkan Taylor gak takut buat nyebutin nama orang yang dia ceritain di dalam liriknya. Seperti lagu "Hey Stephen" yang dia tujukan buat seorang cowok yang bikin dia tergila-gila. Dan cowok tersebut adalah Stephen Barker Liles, seorang penyanyi yang Taylor kenal di sebuah festival musik. Dan ada satu lagi yaitu Drew di lagunya yang berjudul "Teardrops on My Guitar". Drew merupakan teman Taylor di SMA yag bikin Taylor patah hati.


Bukan itu aja, Taylor juga merupakan seorang yang rendah hati dan pemaaf. Ketika karriernya sedang naik daun, tiba-tiba suatu insiden terjadi. Yaitu pada saat ia dianugerahi Video of The Year oleh saluran MTV yang merupakan penghargaan yang sangat dinanti-nantikan oleh berbagai macam artis dunia. Ketika dia sedang mengucapkan sepatah-dua patah kata terimakasih diatas podium, seorang bintang RnB, Kayne West, menyelak pidatonya dan merebut mikrofon yang digenggam Taylor. Kayne menyatakan dalam interupsinya tersebut bahwa Taylor tidak pantas mendapatkan penghargaan tersebut. Setelah insiden tersebut, Kayne menjadi bulan-bulanan media sebagai artis yang tidak sportif. Sedangkan disisi lain Taylor mengatakan bahwa Kayne tidak bersalah dan mengatakan bahwa ia sudah memaafkan Kayne sejak awal dan bahwa mungkin pendapat Kayne itu benar. Akhirnya Taylor menyatakan perasaannya dalam insiden itu dalam lagunya yang berjudul "Innocent" di album Speak Now.


Tahun 2010, Taylor mengeluarkan album ketiganya yaitu Speak Now. Secara keseluruhan, materi lagu yang ada di Speak Now gak beda jauh dari dua album sebelumnya. Tapi aransemen musik yang ditawarkan jadi lebih beragam. Kayak di lagu "Story of Us", unsur pop rock kental banget terdengar. Tapi mau apapun bentuk aransemennya, lagu-lagu tersebut tetep menyentuh banget dan real.




Secara keseluruhan, semua lagu-lagu yang ditawarkan Taylor Swift merupakan 100% lagu karangannya. Mungkin dia dibantu beberapa orang dalam aransemen, tapi semua lagu "mentah" berasal dari dirinya sendiri. Itulah salah satu alasan kenapa gue kagum sama Taylor. Gak banyak penyanyi "mainstream" cewek yang bisa memproduksi sebuah full album dengan 100% lagu karangan sendiri. She's pretty distinctive.


Bukan hanya hal itu, Taylor Swift bisa menciptakan lagu-lagu galau tanpa terasa menye-menye dan lemah. Jadi buat gue, itu pas banget. Ada saat dimana gue emang harus galau, tapi gue tetep gak mau lemah. (Muka datar). hehe.

Dan jangan pikir semua lagu-lagu Taylor Swift itu lagu cinta-cintaan. Gak dikit lagu Taylor Swift yang berisikan cerita tentang keluarganya, mimpi saat kecilnya dan rasa dendam terhadap orang-orang pada masa lalunya. Contohnya lagu "Mean" di album Speak Now yang berisikan unek-unek dihatinya kepada seseorang yang terus meremehkan di masa lalu. Dan lagu "The Best Day" di album Fearless yang ditujukan buat ayahnya, dan lagu ini berhasil bikin gue lemes gara-gara aransemen dan liriknya indah banget (sumpah gak lebay).

Intinya, dengan mendengarkan lagu-lagu Taylor Swift, gue jadi ngerti bahwa hal yang indah itu gak akan selalu ribet dan absrak penuh dengan kiasan. Bisa aja sesuatu yang indah itu muncul dari hal-hal yang super sederhana. Kita cukup melakukan beberapa hal yang simple buat menciptakan suatu hal yang bisa menginspirasi banyak orang, yaitu; berani, jujur dan rendah hati. Kayak Taylor Swift yang berani menentang semua pendapat merendahkan dari orang-orang disekitarnya sampai ia sukses, dan selalu jujur dalam setiap lirik-liriknya dan pada akhirnya ia selalu merendahkan diri dan gak pernah merasa tinggi.


Dan satu lagi, gue bakal menekankan sekali lagi bahwa hidup gak akan pernah tambah gampang. Yang ada akan terus menjadi susah. Waktu kecil banyak yang menentang mimpi lo, ketika mimpi itu sudah terwujud banyak orang yang menuduh lo melakuakan hal yang tidak lo lakuin, bahkan akan ada orang yang tidak bisa menerima terwujudnya mimpi lo. Yang jelas kita harus tetap memegang mimpi itu erat-erat jangan sampai terlepas walaupun ada gunung yang mau ngelindes lo.

Dan ada satu quote dari Taylor Swift yang gue suka banget, yang intinya adalah kita gak boleh takut buat mengatakan sesuatu yang ingin kita katakan. Soalnya itu bakal terus menghantui kita bankan kadang disertai dengan rasa sesal kalo gak kita ungkapkan. Be bold peeps!

Yak, cukup sampe ini aja yang postingan kali ini. Gue capek (curhat).

Oke. Pesen gue cuman Keep fearless and never hesitate to tell yourself ; "Speak now!".


(Inget, sebenernya mau nge-klik "terbitkan entri" aja gue gengsi nih.)



Bonus:

Tai-lor Suaeb...




Minggu, 12 Juni 2011

Love Sucks, Let's Party!!! (Part 2)


Akhirnya gue bisa nge-post part 2 dari "Love Sucks, Let's Party". *nangis* *guling-guling*

Yak, sama seperti "LSLP" yang part 1, gue bakalan ngebahas tentang cinta-cintaan. Dan inget, ini bukan cinta-cintaan ABG labil yang putus-nyambung-putus-nyambung biasa. Cinta-cintaan yang bakal gue bahas adalah cinta-cintaan yang ekstrim, yang gak normal danbakan bikin kalian nga-nga. (re: Mangap)

Dan kali ini, gue akan nyajiin suatu cerita yang beda dari yang udah kalian baca dari LSLP part 1. Kalo di Part 1 kalian gue sajiin cerita cinta-cintaan dari orang yang nyata dan beneran ada, kali ini gue bakal ngebahas sebuah cinta-cintaan dua tokoh yang gak nyata, alis tokoh dari dalam film.

Cinta-cintaan yang bakal gue habas kali ini adalah kisah cinta Engel dan Joe.



Yak, Engel dan Joe bukanlah pasagan dalam kehidupan beneran, mereka adalah pasangan fiktif dari sebuah film berbahasa Jerman berjudul serupa dengan nama mereka "Engel und Joe".



Pertamakali gue tau tentang film ini waktu gue mencoba untuk belajar bahasa jerman lewat youtube. Tiba-tiba gue direkomendasikan film ini sama si Youtube. Karena penasaran, akhirnya gue buka trailer-nya. Setelah gue liat, ternyata film ini megandung unsur budaya punk. Dan langsung aja, dan kalian juga pasti bisa nebak, gue langsung nge-search film berbahasa jerman ini di si om google yang seksi. Dan ternyata si mas Youtube yang hot menyediakan full-movie dari Engel und Joe. Langsung aja gue donlot sampe abis.

Oke, balik ke topik pembicaraan.

Engel und Joe mengisahkan cerita cinta antara seorang cowok bergajulan berumur 17 yang tergabung dalam sebuah komunitas punk di kota Berlin (Engel)) dan seorang cewek belia berumur 15 taun yang memiliki masalah dengan keluarganya dan melarikan diri dari rumah (Joe).



Setelah berhasil melarikan diri dari rumah, Joe berjalan bersama anjingnya bernama Rasta menuju pusat kota untuk mencari tempat untuk tinggal. Namun, sekelompok anak punk berbuat onar di sebuah taman kota dan membuat anjing Joe merasa tidak tenang dan melarikan diri dari pengawasan Joe. Joe kewalahan mengejar anjingnya tersebut, namun ternyata Rasta berhenti di depan seorang cowok anggota kumpulan tersebut dan menarik-narik sepatunya. Dan gak salah lagi cowok itu adalah Engel. Joe langsung berjalan mendekati Engel ketika melihat anjingnya berada di pelukan Engel. Dan langsung deh mereka bertemu.

Sejak pertama bertemu, Engel udah punya perasaan sama Joe. Dia langsung PDKT lah istilahnya. Dia bahkan menawarkan tempat tinggal untuk Joe. Tapi Joe menolak mentah-mentah. Akhirnya Engel mengalah. Tapi sepertinya nasib memang harus mempertemukan mereka. Engel dan Joe bertemu lagi di sebuah konser musik dimana sekumpulan kelompok Skinhead (Skinhead merupakan sebuah kumpulan yang selalu bersengketa dengan kumpulan Punk) berada disitu. Joe yang merupakan satu-satunya orang yang tidak termasuk antara dua kumpulan tersebut (re: Punk dan Skinhead) pun menjadi perhatian para Skinhead. Para Skinhead tersebut mengelilinginya dan terjadilah adegan seperti di film-film Indosiar di mana si tokoh cewek di kelilingin preman-preman mesum. Melihat Joe dikelilingin para Skinhead, Engel langsung bertindak. Yah, seperti udah kalian duga terjadilah perkelahian antara geng Skinhead dan geng Punk.



Setelah kejadian tersebut, Joe langsung luluh. Dan ia bersedia bermalam di kediaman Engel. Mulai deh disitu mereka kenalan. Bla bla bla nothing special.



Setelah melewatkan malam bersama Si Engel, akhirnya Joe dikenalkan kepada kehidupan kelompok punk yang keras, dimana narkoba menjadi tokoh utama dari keseharian para Punk-head tersebut. Pada perkenalan "perdana" Joe kepada kelompok Punk, Engel meminta kawan-kawannya untuk bersikap normal dan tidak melakukan suatu hal yang memalukan. Namun seorang dari Punk-head tersebut tidak menuruti permintaan Engel. Dibawah pengaruh Heroin, si cowok berambut mohawk ini memanjat sebuah tembok dan dengan segaja melopat kebawah. Langsung saja kegaduhan terjadi. Untung saja si Punk-head yang sedang "tinggi" tersebut tidak mengalami cedera parah. Engel langsung membentak si Punk-head itu dan menamparnya. Diluar perkiraan Engel, ternyata Joe tidak menyukai perlakuan kasar tersebut. Akhirnya Joe diam-diam menyelinap kabur meninggalkan kawanan Punk tersebut.



Akhirnya si Engel sadar bawha Joe udah gak ada di markas Punk-heads tersebut. Ia langsung mengejarnya. Dan tiba-tiba ujan -_-. Terus akhirnya si Engel berhasil meminta maaf kepada Joe dan akhirnya mereka berakhir "making-out" di sebuah toko swalayan yang udah tutup. huamft.

Yah begitulah cerita gimana Engel dan Joe bertemu.

Lalu dimulai-lah konflik-konflik percintaan mereka.

Konflik pertama, si Joe izin sama Engel untuk kembali ke sekolahnya untuk memberitahu kabarnya kepada teman-temannya. Namun tanpa di duga ibunda dari Joe sudah menunggunya disitu dan memaksanya untuk pulang. Akhirnya Joe terpaksa pulang dan hilang dari peredaran selama dua hari. Ketika kahirnya Joe berhasil kabur lagi, ia kembali kepada Engel. Engel marah besar karena Joe meninggalkannya lebih dari batas waktu yang dijanjikan. Dan ia menjadi lebih marah ketika mengetahui bahwa Joe sempat pulang kerumah. Akhirnya mereka berpisah.

Konflik kedua, setelah memutuskan untuk memisahkan diri, pada malamnya Engel merasa frustasi dan patah hati. Akhirnya Engel memilih narkoba sebagai penghilang rasa patah hatinya. Dibawah pengaruh narkoba dan kesadaran yang udah teracak-adul, Engel tanpa sadar "have-sex" sama seorang dari anggota Punk-heads tersebut. Dan si cewek tersebut memberikannya sebuah cincin.

Konflik ketiga, karena sadar bahwa perasaannya terhadap Joe itu serius, akhirnya Engel memutuskan untuk menemui Joe di sekolahnya. Dan dengan mudah, ia mendapatkan maaf Joe yang juga tidak sanggup hidup tanpanya (cailah). Langsung aja secara spontan si Engel "ngelamar" Joe dengan cincin pemberian si cewek punk yang tidur sama Engel semalem.


Mereka berjalan menuju stasiun tempat para Punk-heads berkumpul untuk mengumumkan hubungan baru mereka. Cewek yang melihat cincin miliknya berada di tangan Joe merasa tidak terima. Ia langsung menyerang Joe dan mengatakan apa yang terjadi antara dia dan Engel semalam. Akhirnya Joe marah dan nonjokin Engel sampe jatoh ke lantai. Mereka berpisah lagi.

Konflik keempat, berpisah untuk kedua kalinya, Engel merasa sangat frustasi dan menyesal. Lagi-lagi ia beralih ke jalur Narkoba. Di sisi yang lain, seorang cewek dari kelompok Punk bersimpati kepada Joe dan menawarkannya tempat tinggal. Joe tidak menolak. Ternyata, cewek tersebut tinggal bersama saudara laki-lakinya yang merupakan anggota kelompok Street-Skater (Street Skater merupakan kelompok yang berlawanan dengan Punk. Street Skater merupakan kelompok anak baik-baik yang sangat menentang ajaran Punk, walaupun budaya Punk tidak jauh-jauh dari yang namanya Skateboard). Kebetulan, pada saat itu para komunitas Street-Skater dengan berkumpul dirumah si cewek punk. Karena frustasi dan marah dan dibawah pengaruh alkohol, Joe dan saudara laki-laki dari cewek punk "have-sex". Huamft. Di sisi yang lain, Engel tertangkap basah oleh polisi dengan sejumlah bukti narkoba dan terpaska ditangkap.


Pada akhirnya, Engel dibebaskan setelah 3 bulan. Dan dengan mengejutkan Joe menjemputnya di depan penjara. Namun, hal yang sangat miris terjadi disini. Joe memberitahu Engel bahwa ia telah hamil muda hasil hubungannya dengan anggota Street-Skater. Awalnya Joe mengira bahwa Engel akan marah besar dan kecewa, dan sudah tidak ada harapan lagi antara ia dan Engel. Namun Joe salah, Engel menerimanya apa adanya dan tidak mempermasalahkan keadaanya sekarang. (Sumpah ini terunyu sejagat).

Kehidupan mereka berjalan mulus setelah Engel keluar dari penjara. Mereka tinggal bersama seperti pasangan-pasangan lainnya. Dan Engel menganggap anak dalam kandungan Joe sebagai anaknya sendiri. Namun suatu kali ibunda dari Joe mendatangi mereka dan berusaha merebut Joe. Tapi usaha si ibu tersebut gagal.

Sampai pada akhirnya Joe melahirkan anaknya. Engel merasa panik dan tidak tahu apa yang harus dilakukan dengan kondisi ekonomi yang serba tak bercukupan ini. Engel berniat untuk membahagiakan Joe dengan cara melamar berbagai macam pekerjaan. Namun pada hari pertama ia mendapat kerja, ia sudah berbuat onar dan langsung dipecat pada hari itu juga. Karena emosi dan frustasi, akhirnya Engel memutuskan untuk merampok sebuah toko makanan. Setelah mendapatkan uang, akhirnya ia menjemput Joe di rumah sakit dengan sebuah taksi. Joe sangat terkejut dan sumringah.



Namun kebahagiaan tersebut tidak berlangsung lama. Dengen cepat polisi dapat mencium keberadaan Engel sang perampok dan menangkapnya untuk kedua kali. Dengan terpaksa Joe kembali pulang ke rumah ibunya.

Setelah satu minggu di penjara, Engel dibebaskan dengan alasan masih dibawah 21 tahun. Diam-diam ia menyelinap ke rumah ibunda Joe dan menculiknya beserta bayinya. Dan mereka pun menjalani hidup seperti sedia kala.

Konflik terakhir, pada suatu malam Engel dan Joe beserta anaknya terpaksa tidur di bawah atap sebuah stasiun. Pada malam itu juga polisi mendatangi mereka dan mengambil anak Joe dengan paksa. Engel yang sedang berada di bawah pengaruh heroin tidak bisa membela kekasihnya yang histeris. Dan mereka pun harus menerima kenyataan bahwa anak mereka harus diambil oleh pihak yang berwajib.

Namun bukan hanya itu masalah yang mereka alami. Karena kehabisan uang, pasokan heroin yang dibutuhkan oleh Engel juga habis. Engel mengalami sakau sangat berat. Ia memohon kepada Joe untuk mencari uang demi membeli pasokan heroin. Joe yang tidak tahan melihat Engel menderita akhirnya mengandalkan jalan pelacuran untuk mendapatkan uang.

Akhirnya ketika uangnya terkumpul, pada suatu malam Joe menyelinap ke rumah ibunya untuk menculik anaknya. Dan berhasil tanpa sepengetahuan siapapun.

Dan di akhir cerita, Engel dan Joe berserta anaknya berhasil melarikan diri ke luar kota dan melanjutkan hidup mereka yang pahit dengan penuh tanggung jawab. Enggel berhasil melewati masa sakau-nya dan menolak untuk memakai heroin untuk seterusnya.




...........................................................................................................................................................................



Huamft. Selese. Gitu ceritanya. Keren kan?

Walaupun kisah Engel dan Joe bukanlah kisah nyata, tapi kisah mereka cukup bisa menginspirasi gue bahwa cinta-cintaan yang selama ini kita liat di saluran-saluran TV labil itu adalah fiktif yang sesungguhnya. Kisah Engel dan Joe tak lain dan tak bukan merupakan gambaran langsung hal-hal yang akan kita hadapi dalam hidup ini. Mungkin, konflik yang dialami Engel dan Joe gak akan sepenuhnya kita alami, atau mungkin gak sampe dua per tiga, tapi Engel dan Joe bisa menyadarkan kita bahwa terikat "cinta" sama seseorang itu gak gampang. Kita harus siap jatoh dan siap ancur buat mereka. Kita harus siap berdarah bahkan harus masuk penjara buat mereka. Emang terkesan lebay, tapi bener. Gak ada yang bisa matahin hati lo kecuali cinta. Ye gak?

Nah, itu kenapa gue namain postingan gue tentang cinta-cintaan ini "Love Sucks, Let's Party". Soalnya cinta-cintaan itu "sucks" atau payah. Dan gausah mikirin cinta-cintaan kalo lo gak siap buat sakit, berdarah-darah, jatoh, babak belur, gak mau makan, gak mau tidur dan nangis sepanjang hari. Lebih baik lo nikmatin hari-hari lo tapi tetep percaya seseorang bakal dateng buat lo suatu saat.

Oke, intinya LOVE SUCKS! LET'S PARTAEEYYYY!!!!



BONUS:

Kalo lo males dengerin bahasa Jerman yang blekeblekcrikidudhentizsutrisna ini gue punya
Engel und Joe versi indonesia.....


(Wakakakakakakakakka)


Oke! See you in "Love Sucks, Let's Party!!!" part 3!

Keep on page peeps!